Kamis, 14 Juni 2012

Belajar Sejarah itu Menyenangkan ^^

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi  dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Amo.F Witting dalam buku Theory and Problems of Psychology of Learning mengatakan bahwa kegiatan belajar sekarang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman belajar masa lampau, kemampuan yang dimiliki sekarang, dan tugas/bahan yang dipelajari atau metode belajar mengajar yang dipakai. Dan bagi sebagian pelajar, sejarah adalah hal yang sangat membosankan, padahal seperti yang kita ketahui, mempelajari sejarah merupakan salah satu cara agar dapat lebih dalam mengenal suatu negara, kepimpinan seseorang bahkan dapat mempelajari bagaimana memperkuat kodisi suatu negara ketika ada masalah. Hal itu dikarenakan selain membutuhkan hafalan untuk mengingatnya, dibutuhkan keuletan dalam membaca juga untuk memahami bagaimana jalannya cerita. Pada saat membaca, buatlah dirimu “tenggelam” dalam apa yang tengah dibaca. Sebagai contoh, ketika sedang mempelajari sejarah Perang Dunia II, ada baiknya sambil membayangkan sedang berada ditengah-tengah suasana tahun 1940-an. Menurut Buku Ajar Bimbingan Konseling Kelas XI, mengucapkan kembali kalimat atau kata-kata penting dalam buku untuk membuat semua indra aktif pada saat membaca sehingga apa yang dibaca dapat diingat dalam waktu yang lama. Lain halnya dengan menghafal, kabanyakan ahli pssikologi menyebutkan tiga komponen ingatan manusia, yaitu sensory register, short-term memory (ingatan jangka pendek), dan long –term memory (ingatan jangka panjang). Agar informasi yang ditangkap oleh panca indra dapat bertahan lama, diperlukan perhatian/keterlibatan seseorang terhadap informasi tersebut. Perhatian tersebut berupa perilaku dan pikiran yang terarah pada informasi yang ditangkap oleh panca indra. Misalnya : dengan fokus mendengarkan penjelasan guru, tidak mengobrol ketika mendengarkan pelajaran, dan sebagainya.
Selain itu, menurut para ahli terdapat beberapa factor penyebab kesulitan dalam memahami suatu pelajaran khususnya sejarah. Antara lain : Faktor Fisiologis yaitu  terkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan saraf, ataupun bagian tubuh yang lainnya. Faktor Sosial yaitu faktor penyebab kesulitan belajar yang berkaitan dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekitar yang kurang mendukung. Faktor Kejiwaan yaitu kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa untuk belajar sungguh-sungguh. Faktor Intelektual yaitu berkaitan dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan. Dan yang terakhir adalah Faktor Kependidikan yang berkaitan dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum.
Berdasarkan masalah yang terdapat pada remaja diatas, maka harus ada belajar yang sesuai agar pelajar dapat menyerap dan mempelajari sejarah dengan baik. Gaya belajar yang biasa digunakan setiap orang ada bermacam-macam, menurut De Porter dan Hernacki dalam Buku Ajar Bimbingan Konseling yaitu visual (mendengar),
auditorial (melihat), atau kinetik (bergerak, bekerja dan menyentuh). Mendengar dapat berupa mendengarkan rekaman, ataupun mendengarkan radio.  Melihat dapat berupa menonton kronologi peristiwa yang terjadi sesuai pelajaran yang sedang dipelajari saat itu, sesuai tahun, jam, dan sebagainya. Sedangkan bergerak, bekerja dan menyentuh dapat dilakukan dengan wisata ke sebuah museum, bangunan bersejarah, dan sebagainya. Namun, itu saja tidak cukup untuk mengingat bila tidak ada pengulangan. Disini, guru dapat mengadakan kuis sewaktu-waktu ataupun test yang dilakukan kapan saja. Sehingga pelajar selalu ingat akan apa yang telah dipelajarinya, selain itu dapat membantu juga ketika ujian sehingga pelajar tidak usah terlalu susah untuk menghafal kembali. Selain itu, penggunaan kalimat sehari-hari juga dapat digunakan untuk mempermudah menghafal. Bahkan sebuah permainan dapat dilakukan untuk mengajarkan bahwa pelajaran sejarah tidak membosankan dan tidak selalu membaca namun tetap dapat memahami bagaimana jalannya cerita dan tentu saja menyenangkan..                                                        

2 komentar: