Sumber: http://bundaiing.blogspot.com/
Langkah
Pertama:
Membuat strarter untuk mempercepat proses
pengomposan, misalnya EM4 (efektif mikroorganisme tipe 4). Bahan2nya bisa
macam2 (yang ada disekitar kita). Contoh yang paling gampang, menggunakan
tape/tapai (peuyeum singkong) 1 kg, terasi yg paling murah 1/4 kg, gula pasir
1/4 kg, air kelapa 5 gelas. Bahan tersebut dimasukkan ke dalam jerigen plastik
ukuran 20 liter. Tambahkan air 10 liter, kemudian diaduk sampai lumat. Lalu,
biarkan selama 7 hari dan jangan ditutup. Setelah itu, bahan tersebut sudah
bisa dipakai sebagai starter untuk proses pengomposan. bahan cairan ini baunya
seperti alkohol. Kita namakan bahan cairan ini dengan sebutan MOL
(mikroorganisme lokal).
Langkah Kedua:
Mengumpulkan bahan kompos (sampah), terdiri atas
sampah organik yang ada di sekitar kita. Sampah organik yang masih segar
berwarna hijau dicampur dengan sampah organik (daun2) yang sudah kering
berwarna coklat. Bahan2 itu dirajang/potong halus kecil2 ukuran maksimum
sekitar 3 cm. Jumlah yang hijau dan yang coklat seimbang, atau 1 banding 1,
diaduk rata. Lebih bagus jika dicampur kotoran ternak. Jumlah total bahan
kompos minimum 1/2 meter kubik.
Langkah
Ketiga:
Masukkan bahan2 tersebut dalam keranjang bambu.
Kalau tidak ada, bisa dimasukkan dalam karung yang bolong2 dilubangi. Kemudian
dibasahi dengan MOL. Setiap 3 hari diaduk, ditambah MOL. Pada minggu pertama
akan terasa proses kompos ini mengeluarkan panas, bisa sampai 70 derajat
celsius. Pada minggu ke dua, panas mulai menurun. Minggu ke tiga sudah mulai
mendingin. Dan minggu terakhir, sudah dingin kembali, dan kompos sudah matang
dengan warnanya coklat kehitaman seperti tanah. Giliran berikutnya bisa
dimanfaatkan untuk tanaman.